PRAKATA
SELAMAT DATANG..........DI JENDELA BUDAYA INDONESIA
Semoga anda terhibur dengan sajian kami,.......
Senin, 22 November 2010
GATOTKACA GUGUR
GATOTKACA GUGUR
Perang barata yuda, kian memanas.....semakin banyak korban yang berjatuhan. Baik dari pihak pandawa maupun kurawa.
Matahari mulai terbenam, genderang perang pun menutup perang hari itu.
Sementara di pasanggrahan bulupitu, tercekam sepeninggal sang senopati pandita durna. Dipasewakan terlihat prabu duryudana duduk termangu dengan penuh kecemasan di raut wajahnya. Bala tentara yang kian menipis menambah kekhawatirannya. Di hadapannya terlihat duduk bersila patih sakuni dan adipati karna, dan di belakang terlihat para nayaka praja siap menunggu perintah.
Dalam kegentingan ini prabu suyudana bingung menentukan, siapa senopati berikutnya yang akan diangkat. patih sakuni mengungkapkan pendapatnya, ia hendak mengajukan adipati karna sebagai pengganti kumbayana. Tetapi dalam penyampaiannya harya suman sengaja memancing kemarahan sang adipati hinnga terjadi percekcokan antara patih dengan sang karna.
Adipati karna murka, dan mengucap sumpah serapah akan menumpas para pandawa sebagai balas budi kepada prabu kurupati. Hinnga akhirnya diangkatlah suryatmaja menjadi senopati perang. Karena terpancing emosi oleh patih suman, sampai-sampai ia harus berangkat malam itu juga untuk menyerang para pandawa, walaupun ia tau bahwa menyerang pada malam hari akan menyalahi aturan yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak.Menjelang tengah malam pasukan kurawa digerakkan prabu karna untuk menyerang pandawa.
Mata-mata pandawa berhasil mengetahui hal itu, dengan terburu-buru ia segera melapor ke pesanggrahan dwipalawia. Sebentar sesampai ia menghadap prabu yudistira, suara gemuruh perang terdengar di tegal kuru. Dihadapan sang prabu hanya ada sang ponakan pada saat itu, ia segera memerintahkan untuk membendung musuh yang dipimpin adipati karna. Gatotkaca segera melaksanakan perintah prabu yudistira. Dengan segenap pasukan gatotkaca bertempur dengan kepiawaiannya di angkasa. pertahanan pasukan kurawa berhasil ditembus oleh tetuka.
Melihat perkembangan ini, Prabu puntadewa yakin, bahwa kemenagan akan berpihak padanya. Namun ia lupa akan satu hal, bahwa gatotkaca anti dengan sanjata kunta wijaya. Kunta wijaya adalah senjata pusaka milik adipati karna yang berwujud panah. sebenarnya senjata ini oleh para dewa akan diberikan kepada arjuna, karna wajah sang adipati yang sangat mirip dengan arjuna, sampai-sampai salah menganugrahkan pusaka tersebut. Hingga menjadi perang antara karna dan arjuna memperebutkan senjata kunta. Arjuna berhasil mendapatkan sarung senjata itu, dan sarung senjata kunta lah satu-satunya pusaka yang bisa memotong tali pusar gatotkaca pada waktu lahir. Karna itulah tetuka anti dengan kunta wijaya.
Pertempuran semakin sengit terjadi, tentara kurawa semakin porak poranda. Mengetahui hal itu prabu karna mengeluarkan panah naraca bala, satu panah jika dilepas bisa menjadi seribu. Panglima pandawa tak gentar dengan itu, semua panah yang terlepas dari busur karna ditangkis oleh gatotkaca. Tiba saatnya adipati karna harus mengeluarkan kunta druwasa, tetuka selalu terjaga penglihatannya walau dalam gelapnya malam. Mengetahui sang karna akan melepaskan sanjata kunta, ia segera terbang hingga mega malang. Dalam hati ia sadar bahwa kunta druwasa adalah pengapesannya.
Adipati karna tak terhenti sampai disitu, ia tetap melepaskan senjata dari busur panahnya. Kunta druwasa melesat ke angkasa mengejar sang tetuka. Sebenarnya kunta druwasa yang dilepaskan oleh adipati karna tidak sampai di mega malang, namun karna kehendak para dewa, sanjata kunta dirasuki oleh roh kala bendana. Roh ini tak lain adalah paman dari gatotkaca sendiri yang ingin sekali masuk surga bareng dengan tetuka. Semua itu dilakukan karna saking cintannya kala bendana kepada sang ponakan.
Akhirnya kunta wijaya berhasil menembus dada gatotkaca. Sebelum sampai ajalnya tetuka masih setengah sadar, ia masih mencari keberadaan adipati karna. Ia melayang jatuh dari angkasa, karena raga yang tak kuat lagi. Diakhir hidupnya gatotkaca berhasil menubruk kereta yang ditunggangi panglima kurawa hingga hancur berkeping-keping. Tapi sayang adipati karna berhasil menyelamatkan diri, ia melompat keluar kereta sebelum gatotkaca menabraknya dari angkasa.
gatotkaca gugur sebagai kusuma bangsa.
pelajaran yang bisa kita petik dari cerita di atas antara lain:
a. harusnya kita bisa konsisten dengan apa yang telah kita sepakati bersama
b. jangan biarkan emosi menuntun kita ke jurang kenistaan
c. sehebat apapun kita, janganlah ceroboh kita harus bisa mengukur kekuatan lawan dan kawan.
sekian cerita gatotkaca gugur yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat,,,,,,,sampai jumpa di kisah selanjutnya.
Selasa, 09 November 2010
DURNA GUGUR
DURNA GUGUR
Sepeninggal bagawan bisma, kurawa rapat menentukan siapa yang akan menggantkan posisi sebagai panglima perang. Rapat ini melibatkan semua nayaka praja astina, dan akhirnya sesuai kesepakatan yang akan maju menjadi senopati perang adalah bagawan durna.
Ia adalah guru dari para pandawa dan kurawa itu sendiri, dari padepokan sokalima Durna memiliki satu anak yaitu aswatama.
Dalam perang ini durna menggunakan gelar perang cakradwiha, gelar perang yang sangat langka.
begitupun para pandawa, setelah mendengar berita ini juga mengadakan rapat untuk menentukan panglima perang. Dalam rpat pandawa ditentukan raja pancala lah yang akan menandingi bagawan durna. Tak lain dia adalah saudara angkatnya bagawan durna sendiri. Siapa dia raja pancala? dialah prabu drupada, juga mempunyai hubungan sebagai mertua para pandawa.
genderang perang pun dimulai, tegal kurusetra penuh bagaikan lautan dengan ombak yang bertempur. akhirnya sang senopati bertemu di tengah-tengah arena, bertandinglah bagawan durna dan prabu drupada. Di awal prabu drupada bisa membuat porak porandabarisan yang dipimpin durna. Durna tiba saatnya mengeluarkan senjata andalannya yaitu keris cundamanik, keris ditancapkan di dada sang drupada dan akhirnya gugur sebagai pembela kebenaran.
setelah gugurnya prabu drupada, putra pandawa gatotkaca melapor kepada prabu puntadewa bahwa prajurit amarta porak poranda tanpa senopati. Prabu puntadewa tertegun dengan kejadian ini, di tenah kebingungannya ia memerintahkan gatotkaca untuk memanggil raden abimanyu(anak arjuna), menurut wawasannya haanya abimanyulah yang bisa membelah gelar perang pandita durna. Karna waktu itu keadaan lagi genting raja amarta lupa, ahwa abimanyu dilrang untuk ikt berperang karna ia pemilik wahyu cakraningrat yang nantinya akan menurunkan raja-raja dibawahnya, lagipula saat itu istri angkawija dalam keadaan hamil. Tak banyak tanya gatotkaca pun berangkat menyampaikan perintah tersebut. Setelah bercerita dengan abimanyu, abimanyu pun bagaikan dicambuk mendengarnya. Ia langsung berangkat menuju peperangan. Kejadian inipun tidak diketahui oleh para pepunden. Tapi sayang pupus sampai disini, raden abimanyu gugur dengan keadaan yang memprihatinkan. Seribu macam senjata trtancap di badannya. Ia gugur sebagai kusuma bangsa.
Melihat kejadian ini prabu kresna (penasehat perang pandawa) cepat mengambil tindakan, ia mencari akal untuk mengalahkan durna. Karena ia tau bahwa para pandawa tidak akan ada yang bisa menandingi kesaktian durna. Rapat pun digelar di tengah-tengah terjadinya peperangan, dan diputuskan senopati pengganti prabu drupada adalah raden drustajumena, tak lain adalah anak dari prabu drupada itu sendiri.
Sang senopati baru maju, tapi ia kewalahan menghadapi pasukan yang dipimpin durna. Di saat inilah prabu kresna memuai taktinya. Ia memberikankomando kepada semua prajurit pandawa untuk bersorak "aswatama mati" padahal yang sebenarnya terjadi yang mati adalah hestitama, gajah tunggangan prabu garda pati (panglima pengapit durna).
Sorak sorai bala pandawa pun terdengar sampai telinga pandita durna, ia kebingungan dan memastikan kebenaran berita itu. Ia berlarian mencari prabu puntadewa untuk menanyakan hal ini, ia yakin padanya karna prabu puntadewa selama hidupnya tidak pernah bohong. Tapi karna ehendak tuhan, pendengaran durna waktu itu terganggu, prabu puntadewa menjawab hestitama tetapi kedengaran di telinga durna aswatama. Pingsan seketika bagawan durna, kejadian ini diketahui oleh drustajumena. Senopati pandawa menggunakan kesempatan ini, ia langsung menebas leher bagawan durna. Gugurlah durna dalam pertempuran ini.
Kesimpulan yang dapat kita petik dari kisah diatas adalah:
a. bahwa medan peperangan adalah tempat berperang, yang ada disana adalah hanya musuh dengan musuh. Harus bisa memisahkan antara kewajiban an kecintaan kita kepada keluarga.
b. sebagai generasi muda kita harus berani berjuang membela tanah air kita, membebaskan dari penjajahan jangan sampai kalah dengan yang tua.
c. jangan pernah takut untuk membela kebenaran, sekalipun harus mati....matinya dijalan kebenaran insyaallah sahid.
d. untuk melakukan segala hal kita harus cermat, harus bisa mengukur kekuetan kita dengan lawan. Jangan asal maju atau berani.
ok guest....mdah mudahan berguna bagi kita semua, salam.....
Senin, 08 November 2010
BISMA GUGUR
BISMA GUGUR
Bisma adalah pepunden para pandawa dan kurawa, yang bertapa di padepokan talkandha. Sebenarnya a adlah putra mahkota kerajaan astina, teapi dia pernah berjanji kepada ibu tirinya dewi durgandini, bahwa tidak akan naik tahta dan tidak akan beristri seumur hidupnya. Sumpah ini dilakukan semata mata karna rasa sayangnya kepada ayahnya prabu santani, yang atas permintaan dewi durgandini anak dari ia harus menjad raja astina. ini hanya sekilas pendahuluan saja.
walau dalam hati sang bisma sayang kepada pandawa tetapi ia tetap memihak para korawa dalam perang baratayuda. Hingga ia sanggup diangkat menjadi panglima perang oleh kurawa. Gelar perang bagawan bisma adalah gelar perang capit udang.
Mengtahui hal ini para pandawa gempar dan kebingungan menentukan panglima perangnya, karena tahu bahwa bisma bukanlah manusia senbarangan. Dia mumpuni dalam segala hal peperangan. Dari wawasan prabu kresna (penasehat perang pandawa) tak ada yang bisa mengalahkan bisma kecuali srikandi, istri panengah pandawa raen arjuna. Srikandi pun diangkat menjadi panglima perang.
Dia memiliki jiwa kepemimpinan dan jiwa keprajuritan yang tinggi, meskipun seorang perempuan. hingga ia bertemu dengan bisma dalam peperangan dan bertarung. Secara logika srikandi ga akan pernah menang melawan bisma, tapi takdir berkata lain. Srikandi berhasil menancapkan busur panahnya didada bisma, ini juga berkat bantuan dari dewi uma. Siapa dewi uma? ia adalah salah satu puteri dari kerajaan sebrang yang dulu dibunuh oleh bisma, karna ia menaruh rasa cinta pada bisma.
Akhirnya bisma gugur dalam peperangan, ...
kesimpulan:
Dari cerita ini pelajaran yang dapat kita petik adalah,
a. Sebenarnya emansipasi wanita sudah ada sejak jaman dahulu, ini dibuktikan adanya penokohan srikandi yang bisa sama tingkat dengan kaum laki-laki.
b. Sekuat apapun manusia, ia tidak akan bisa melawan takdir, ketentua Allah. Manusia hanya berusaha soal keputusan akhir Allah yang menentukan
c. Kejahatan takan selamanya abadi, dalam bahasa jawa " sapa sing salah bakal seleh"
d. Kita harus komit dan konsisten dengan janji yang pernah kita ucapkan.
ok guest..mudah mudahan certa ini bisa kita ambil pelajaran, dan mengingatkan kita untuk lebih hati-hati dalam mengambil keputusan.
salam sukses.
PERANG BARATAYUDA
PERANG BARATAYUDA
Perang baratayuda adalah perangnya darah barata, yaitu perang antara pandawa dan kurawa. cerita ini diambil dari kitap mahabarata. Bisa dikatakan perang pembalasan, karna dalam perang ini akan mengungkap semua kebaikan dan keburukan pemainnya. Bibit permasalahan dalam perang ini ini berawal dari perebutan tahta kerajaan astina pura, yang semestinya menjadi hak para pandawa tetapi di kukuhi oleh para kurawa. Ini hanya perintis problemnya, namun tujuan yang sesungguhnya adalah perang hanya sebagai simbolik. Kebenaran membuktuikan kebenarannya dan menghapuskan kejahatan dari muka bumi, disini figur ara tokoh pandawalah yang menjadi simbol kebenaran. Dalam cerita mahabarata ini merupakan perang tebesar yang pernah terjadi, dan perang ini pula yang menjadi batas antara wayang purwa dan wayang madya. Diceritakan dalam perang piak pandawa membangun pasanggrahan yang dinamakan pesanggrhan dwipalawia dan kurawa pesanggrahan bulupitu, masing masing dibangun di perbatasan astina dan amarta, tepatnya di tegal kurustra. Untuk cerita lebih lanjut ari kita ikuti kiriman kiriman selanjutnya yang memaparkan cerita dari awal hingga akhir peperangan. jangan sampai ketinggalan disini akan menceritakan cerita cerita kepemimpinan dan keteladanan dalam versi yang klasik dan menarik,,cayooooo
Rabu, 03 November 2010
Langganan:
Postingan (Atom)