PRAKATA

SELAMAT DATANG..........DI JENDELA BUDAYA INDONESIA

Semoga anda terhibur dengan sajian kami,.......

Rabu, 26 Januari 2011

BIMA SUCI

BIMA SUCI


Ini adalah adegan pethilan dari lakon bima suci. Raden wrekudara bertemu dengan Dewa Ruci di tengah samudra, sang Dewa Ruci membeberkan wejangan kasampurnaan kepada sang Bima. yuk kita simak.....
Umangsah ambek pejah cancut gumregut manjing, ing samudra tulya dreng, o.......ng, wiraganya legawa_______,o______toya sumaput wentis, meleg ing angganira______, o_____....

Wrekudara termangu di tengah samudra setelah berhasil menyirnakan sang Naga Nemburwana. Merasa putus asa karena air prawitasari yang dicarinya tak kunjung ditemukan, tiba-tiba dihadapan Wrekudara muncul sosok dewa kerdil , ya sang Marbudyengrat atau sering di juluki Dewa Ruci, ngejawantah dengan sinar yang benderang.

Dewa Ruci : "Heh wrekudara! apa yang kamu cari? terdampar di tempat yang penuh dengan mara bahaya ini?"

Sang Bima kaget mendengar suara itu, melihat yang menyapanya sorang wujud anak kerdil.

Bima : "ha,,,,,,,ini makluk apa? bocah tanpa kawan di tempat seperti ini, suaramu tak sopan wahai bocah." 
Bima pun tak sadar jika ia sedang berhadapan dengan Dewa Ruci.

Dewa Ruci :" di sini sepi dan kosong, kau tak akan mendapatkan yang kau cari di sini."

hingga akhirnya Bima sadar ia sedang berhadapan dengan dewa.

Bima :"Haduh pukulun ampuni hamba, hamba khilaf hingga tak sadar berhadapan dengan pukulun, hambamu pasrah oh dewa."

Dewa Ruci :" Iya cucuku, sebenarnya aku sudah mengetahui semua. Kau aalah keturunan Hyang Guru, dari Batara Brahma, Ibumu adalah Kunthi keturunan Wisnu, dengan bapakmu Prabu Pandu Dewanata. Kau sampai disini karna kau disuruh oleh guru mu Bagawan Druna Untuk mencari air suci/prawitasari bukan? disini tidak ada air itu Bima."

Bima :" Duh pukulun sebenarnya siapa, andika ini hingga mengetahui segala hal tentang diri hamba?"

Dewa Ruci :" ketahuilah kulup, aku ini adalah Dewa Ruci ya Merbudyengrat."

Bima :" Kalau begitu Pukulun, hamba measa akan mendapatkan berkah nugraha karna patik bisa bertemu dengan paduka."

Dewa Ruci : " Iya wrekudara, tenangkanlah pikiranmu. Ketahuilah cucuku, hidup memang tak mudah. Ada peribahasa; jangan pergi jika tak ada tujuan, jangan kau makan jika tak kenal dengan makanan yang hendak kau makan. Tahunya karna tanya, dan bisanya hanya meniru, jadi dan kelakuhanya, bagaikan turun gunung ingin beli emas ke kota, kau dapatkan sang emas kamu merasa sukses hidupmu. Begitu juga orang ibadah, kalau tak tahu dan tak kenal yang disembah bakalan jadi sesat.

Bima :" duh pukulun, hamba sudah merasa bersalah di semua gerak dan kelakuhan saya, hamba hanya bisa pasrah pukulun...."

Dewa Ruci :"Kalau kau sudah sadar, sekarang juga masuklah ke dalam guwagarba ku, Bima..."

Bima :" Bagaimana hamba bisa masuk pukulun? Badan paduka hanya sebesar kelingking dan saya perawakan gunung, bagaimana bisa pukulun?"

Dewa Ruci :"heh Bima, kau dengan jagad raya besaran mana? dunia seisinya saja bisa masuk ke dalam guwagarba ku, apalagi hanya kamu sorang manusia belaka...."

mendengar kata-kata Sang Ruci, Bima pun ketakutan. Saat itu juga ewa Ruci menggelengkan kepalanya dan Bima segera masuk ke dalam Guwagarba lewat telinga kiri Sang Merbudyengrat.

Dewa Ruci :" Setelah kau ada di dalam apa yang kau lihat Bima? coba perhatikan!"
Bima :" yang kelihatan hanyalah tempat lapang tanpa tepi, hamba bingung tak tahu arah"
Dewa Ruci:" jangan takut, nanti akan datang pertolongan dewa,,,,"
Sekejap Bima sudah bisa melihat kiblat dan masuk dalam jagad walikan. terlihat seperti duduk berhadapan dengan merbudyengrat.

Dewa Ruci :" wahai wrekudara, perhatikan semua yang bisa kamu lihat!

Bima :" Trerima kasih pukulun, pertama hamba melihat cahaya mancur menyilaukan, hingga hilang seketika muncul warna hitam, merah, kuning, putih, ini apa maksudnya dewa?

Dewa Ruci :"ketahulah bima, cahya yang terlihat tadi disebut juga pancamaya, itu adalah pimpinan hati, disebut juga mukasifat, yang memperlihatkan dengan yang sejati. Perhatikan kekuasaan hati, apa yang diliha jadi pedoman. Dan 4 warna tadi jadi wahana nya hati. Warna hitam merah kuning dan putih merupakan simbol dari godaan, yang akan menghalangi manusia untuk berbuat kebaikan jika tak mengetahui peran dan fungsinya masing-masing. hitam sifat kejahatan, merah menuntun akan mmengumbar nafsu, kuning menuntun pada keinginan, dan hanya warna putih lah yang bisa menuntun kebaikan. Tapi memang tak mudah karna harus menghadapi ketiga musuh yang lain. Dan semua tidak akan tercapai tanpa tuntunan agama Allah."

Bima ;" duh pukulun, Terang hati hamba setelah penjelasan paduka. Setelah hilang warna 4 perkara kok muncul 8 warna selanjutnya, dan terlihat seperti warna muncar, ada yang semu maya, dan ada yang menyala-nyala"
Dewa Ruci:"itu sebenarnya cuma satu bima, dan semua sudah ada pada dirimu. tak beda dengan yang disebut jagad besar dan kecil. Dan selanjutnya ada kiblat dengan warna merah, kuning dan yang lainnya itu. Itu disebut hidup dalam buana, kalau semua musnah akan ngumpul jadi bentuk tunggal. Bukan laki atau perempuan bagaikan lebah beranak gajah. coba perhatikan!"

Bima : " hem,,,,gamblang perasaan hamba pukulun. yang terlihat seperti peputran gadhing dengan cahyanya itu apa sebenarnya oh dewa? apakah itu sebenarnya yang hamba lihat?"

Dewa Ruci :"Bukan Bima,,,itu bukan yang kau cari. yang kau cari adalah yang mumpuni di semua hal dalam dunia ini. Dia hanya berada dalam hati, tak bisa disentuh tetapi jagad seisinya ngabekti kepada-NYa. Dan wujud yang kau lihat sekarang in adalah Pramana namanya
. Dia bertempat di raga, tak beda dengan sebatang anggrek yang hidup di pohon kayu. Ia tidak bisa merasakan suka, duka, makan, tidur dan sebagainya. Dialah roh atau nyawa, jika ia meninggalkan kamu, maka ragamu akan tak berdaya atau disebut mati."

Bima :" Duh pukulun, hamba sudah bisa memahami, bagai mana  roh bertempat di raga. Dan yang hamba cari Dialah Zat yang kekal abadi itu dimana?"

Dewa Ruci :" Ia tak kan bisa kau capai wrekudara,,,,jika kau memaksa syaratnya gampang susah"
Bima :" Jika pukulun tidak berkenan memberi tahu, saya tidak akan keluar dari guwa garba ini dewa, karna hamba sudah merasa nyaman disini. Nikmat dan manfaat."

Dewa Ruci:" oh tidak bisa, kamu tidak akan bisa menetap disana sebelum mati atau tiba waktu mautmu. Sesungguhnya yang kau cari adalah waspada dan hati-hati di segala kelakuhan, tan kuat dengan segala godaan, tidak ada masa permulaanya, lahirnya sukma dalam dirimu, batin mu ada dalam sukma, bagaikan air dengan ombak. Jika kamu mau berusaha niscaya sukses bersamamu, jika harta, ilmu sudah menyatu denganmu jangalah takabur, sebab pada dasarnya manusia hanyalah sarana dan tempat titipan saja. Jangan pernah menyekutukan tuhanmu, jauhilah cinta dunia, kau mati hanyalah membawa aamal perbuatanmu selama di dunia. Dialah Allah yang kekal abadi dengan segala sifat dan keesaaNYA. Laakhaulawalaakhwatta........

Telas wulangane Sang Dewa Ruci, nuya rinangkullunggayanira Sang Bima, winisik saliring rahsa sadaya. Arya Bima padhang tyasira, nampani praptaning wahyu nugraha, sahinnga sekar kudhup semangka wus ambabar. Ambabah ganda awimbuh adhining warna myang gandha rum angambar angebeki buwana, wus mwdhal saking guwa garba, wangsul ing alam madyapada aneng telenging samudra. Dewa rui muksa, Sang Bima sumebut malumpat mring daratan, lumampah anjujur wana pringga.

THE END.

SALAM___

Senin, 22 November 2010

KARNO TANDING

KARNO TANDING
Hari setelah gugurnya senopati pandawa prabu anom gatotkaca, pakuwon dwipalawia masih diselimuti kedukaan yang mendalam. Para pandawa terasa berat kehilangan putra-putranya. Saat itu juga digelar pasewakan yang dibina oleh raja wiratha dan botoh pandawa, tak lain prabu mastwapati dan prabu kresna. Dalam perbincangan akan membahas pengangkatan panglima perang berikutnya. Dalam pertemuan ini semua menyerahkan keputusan kepada prabu kresna. Sang raja titisan dewa wisnu menunjuk arjuna sebagai senopati selanjutnya. Karena menurutnya, tidak ada yang bisa mengimbangi kepiawaian adipati karna selain raden arjuna. Dengan berat hati raden pamadi menyanggupinya, walaupun dalam batinnya belum iklas. Waktu inilah raden dananjaya harus perang tanding dengan kakak kandungnya sendiri.
Kegelisahan inipun ditangkap oleh prabu kresna, tak bosan prabu kresna membujuk sang arjuna, bahkan ia sanggup akan menjadi kusir kereta yang akan ditunggangi di peperangan nanti. 

Sementara persiapan adipati karna tak kalah dengan pandawa, setelah seba dari astina ia langsung menuju negri mandaraka. Tak lain untuk menghadap sang mertua, prabu salya. Di sini raden karna meminta restu kepada mertua sekaligus memohon supaya prabu salya berkenan untuk menjadi kusirnya di peperangan nanti, dengan maksud supaya bisa sejajar dengan arjuna yang telah dikusiri oleh raja dwarawati. Mendengar hatur sang adipati, prabu salya murka dan memaki-maki menantunya itu. Namun atas bujukan permaisurinya akhirnya ia bersedia juga.

Genderang perang terdengar di angkasa pertanda perang sudah dimulai. Prabu salya bersama sang menantu menggerakkan barisan menuju tegal kuru setra. Sampai di tengah perjalanan kereta sang karna dihadang oleh naga raksasa, naga dari goa barong sering dijuluki naga hardawalika. Naga menghadang bukan untuk menggangu tetapi ia menawarkan bantuan kepada adipati karna untuk ikut membunuh arjuna. Pasalnya sang naga mempunyai dendam kepada raden pamadi yang telah membunuh orang tuanya.
Mendengar tawaran tersebut suryatmaja tidak berkenan, ia malah mengancam sang naga "jika ia berani menyentuh arjuna hingga lecet, maka adipati karna akan memotong leher naga itu". Hardawalika kecewa mendengar ancaman itu, karena ia tidak bisa membalas dendam kepada arjuna, ia pun segera beranjak dari hadapan kereta. Sang naga mencari cara lain untuk bisa melampiaskan risang dananjaya, ia terbang dan bersembunyi di awan sambil menunggu datangnya kesempatan.
Pasukan kurawa terus bergerak maju, dan bertemu di tengah-tengah medan dengan pasukan pandawa. Adipati karna mulai mengetok kadikjayaanya, busur panah naraca bala kembali melesat  ke angkasa menghujani prajurit pandawa. Panglima pandawa tak kalah hebat, arjuna segera menandingi panah kakak kandungnya itu. Guntur angin, guntur api, guntur air semua ilmu adipati karna bisa ditandingi pamadi, hingga olah keris dan pedang. Kedua kesatria ini bagaikan pangeran kembar yang sedang bertempur, memang wajah dari keduanya sangatlah mirip.

Perang tanding antara kedua senopati, sampai pada adu panah tunggal, adipati karna terlihat mengeluarkan senjata pamungkas yang dimilikinya yaitu panah kunta druwasa. Ia membidik tepat pada leher dananjaya, mengetahui hal itu prabu salya terkejut selanjutnya mencari cara untuk menggagalkan bidikan agar melenceng. Bagaimanapun hati prabu salya untuk pandawa, ia menyayangi pandawa seperti anak-anaknya sendiri meski sebenarnya hanya keponakan. Bebarengan dengan lepasnya anak panah, sang kusir sengaja menggoyangkan laju kereta hingga kuda terkejut. Apa yang terjadi?? kunta druwasa berhasil meleset dari sasaran, tidak mengenai leher arjuna tetapi menghantam mahkora pamadi hingga rambut janaka terpotong.





Arjuna termangu dengan keadaanya yang tengah dibikin malu olek kakak kandungnya sendiri. Prabu kresna segera menghibur dananjaya, ia segera mengganti mahkota arjuna dan mengganti rambut yang terpotong dengan rambutnya sendiri. Pamadi kembali ke kereta, saat itu langit terlihat gelap dengan mendung yang berselimut. Hardawalika yang bersembunyi di awan, kini ia mencoba menerkam senopati pandawa itu, tapi sayang saat ia sampai di hadapan arjuna tamatlah riwayatnya. Leher putus terkena kyai pasopati yang dipegang arjuna.

Setelah itu raden pamadi, hendak membalas serangan adipati karna, ia membidik tepat di leher sang kakak. Kyai pasopati terlepas dari busur, suaranya bagaikan petir membelah angkasa, ujung panah bercahaya bagai kobaran obor, bedor yang berbentuk bulan sabit terlihat ketajamannya. Panah melesat dan tepat sasaran, seketika leher adipati karna putus, kepala jatuh di tanah, badan tersampir di kereta. Kepala yang sudah pisah dari kepala, seolah-olah tersenyum dan rela mati oleh para pandawa. Melihat kejadian ini sang ibu dewi kunti pingsan seketika, melihat buah hatinya pupus di tangan anaknya sendiri.
Kabar cepat meluas hingga ke kadipaten awangga, permaisuri adipati karna setelah mendengar berita ini, spontan bunuh diri dengan menancapkan sebilah keris di jantungnya. Tewaslah sang dewi surtikanthi bersama sang suami.
Sampai disini ceritra karno tanding versi saya, ada beberapa pesan yang mungkin saya sampaikan di antaranya:
a. kewjiban harus diletakkan di atas kepentingan pribadi atau kecintaan
b. menyatakan sayang kepada suami atau istri tidak harus sehidup semati, karena bunuh diri itu adalah perbuatan yang pengecut
c. dendam adalah sifat yang dimiliki iblis, tak seharusnya kita sebagai manusia memiliki sifat tersebut.
cukup, mudah-mudahan kita dapat memetik pelajaran yang baik dari cerita di atas. Atas kebersamaanya saya ucapkan terima kasih.

salam sejahtera............

Wayang MTV Duet

Adding a Google Gadget to your blog

GATOTKACA GUGUR

GATOTKACA GUGUR

Perang barata yuda, kian memanas.....semakin banyak korban yang berjatuhan. Baik dari pihak pandawa maupun kurawa.
Matahari mulai terbenam, genderang perang pun menutup perang hari itu.
Sementara di pasanggrahan bulupitu, tercekam sepeninggal sang senopati pandita durna. Dipasewakan terlihat prabu duryudana duduk termangu dengan penuh kecemasan di raut wajahnya. Bala tentara yang kian menipis menambah kekhawatirannya. Di hadapannya terlihat duduk bersila patih sakuni dan adipati karna, dan di belakang terlihat para nayaka praja siap menunggu perintah.
Dalam kegentingan ini prabu suyudana bingung menentukan, siapa senopati berikutnya yang akan  diangkat. patih sakuni mengungkapkan pendapatnya, ia hendak mengajukan adipati karna sebagai pengganti kumbayana. Tetapi dalam penyampaiannya harya suman sengaja memancing kemarahan sang adipati hinnga terjadi percekcokan antara patih dengan sang karna. 
Adipati karna murka, dan mengucap sumpah serapah akan menumpas para pandawa sebagai balas budi kepada prabu kurupati. Hinnga akhirnya diangkatlah suryatmaja menjadi senopati perang. Karena terpancing emosi oleh patih suman, sampai-sampai ia harus berangkat malam itu juga untuk menyerang para pandawa, walaupun ia tau bahwa menyerang pada malam hari akan menyalahi aturan yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak.
Menjelang tengah malam pasukan kurawa digerakkan prabu karna untuk menyerang pandawa.




Mata-mata pandawa berhasil mengetahui hal itu, dengan terburu-buru ia segera melapor ke pesanggrahan dwipalawia. Sebentar sesampai ia menghadap prabu yudistira, suara gemuruh perang terdengar di tegal kuru. Dihadapan sang prabu hanya ada sang ponakan pada saat itu, ia segera memerintahkan untuk membendung musuh yang dipimpin adipati karna. Gatotkaca segera melaksanakan perintah prabu yudistira. Dengan segenap pasukan gatotkaca bertempur dengan kepiawaiannya di angkasa. pertahanan pasukan kurawa berhasil ditembus oleh tetuka.
Melihat perkembangan ini, Prabu puntadewa yakin, bahwa kemenagan akan berpihak padanya. Namun ia lupa akan satu hal, bahwa gatotkaca anti dengan sanjata kunta wijaya. Kunta wijaya adalah senjata pusaka milik adipati karna yang berwujud panah. sebenarnya senjata ini oleh para dewa akan diberikan kepada arjuna, karna wajah sang adipati yang sangat mirip dengan arjuna, sampai-sampai salah menganugrahkan pusaka tersebut. Hingga menjadi perang antara karna dan arjuna memperebutkan  senjata kunta. Arjuna berhasil mendapatkan sarung senjata itu, dan sarung senjata kunta lah satu-satunya pusaka yang bisa memotong tali pusar gatotkaca pada waktu lahir. Karna itulah tetuka anti dengan kunta wijaya.

Pertempuran semakin sengit terjadi, tentara kurawa semakin porak poranda. Mengetahui hal itu prabu karna mengeluarkan panah naraca bala, satu panah jika dilepas bisa menjadi seribu. Panglima pandawa tak gentar dengan itu, semua panah yang terlepas dari busur karna ditangkis oleh gatotkaca. Tiba saatnya adipati karna harus mengeluarkan kunta druwasa, tetuka selalu terjaga penglihatannya walau dalam gelapnya malam. Mengetahui sang karna akan melepaskan sanjata kunta, ia segera terbang hingga mega malang. Dalam hati ia sadar bahwa kunta druwasa adalah pengapesannya.

Adipati karna tak terhenti sampai disitu, ia tetap melepaskan senjata dari busur panahnya. Kunta druwasa melesat ke angkasa mengejar sang tetuka. Sebenarnya kunta druwasa yang dilepaskan oleh adipati karna tidak sampai di mega malang, namun karna kehendak para dewa, sanjata kunta dirasuki oleh roh kala bendana. Roh ini tak lain adalah paman dari gatotkaca sendiri yang ingin sekali masuk surga bareng dengan tetuka. Semua itu dilakukan karna saking cintannya kala bendana kepada sang ponakan.
Akhirnya kunta wijaya berhasil menembus dada gatotkaca. Sebelum sampai ajalnya tetuka masih setengah sadar, ia masih mencari keberadaan adipati karna. Ia melayang jatuh dari angkasa, karena raga yang tak kuat lagi. Diakhir hidupnya gatotkaca berhasil menubruk kereta yang ditunggangi panglima kurawa hingga hancur berkeping-keping. Tapi sayang adipati karna berhasil menyelamatkan diri, ia melompat keluar kereta sebelum gatotkaca menabraknya dari angkasa.

gatotkaca gugur sebagai kusuma bangsa.


pelajaran yang bisa kita petik dari cerita di atas antara lain:

a. harusnya kita bisa konsisten dengan apa yang telah kita sepakati bersama
b. jangan biarkan emosi menuntun kita ke jurang kenistaan
c. sehebat apapun kita, janganlah ceroboh kita harus bisa mengukur kekuatan lawan dan kawan.

sekian cerita gatotkaca gugur yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat,,,,,,,sampai jumpa di kisah selanjutnya.

Selasa, 09 November 2010

DURNA GUGUR

DURNA GUGUR
 
Sepeninggal bagawan bisma, kurawa rapat menentukan siapa yang akan menggantkan posisi sebagai panglima perang. Rapat ini melibatkan semua nayaka praja astina, dan akhirnya sesuai kesepakatan yang akan maju menjadi senopati perang adalah bagawan durna.
Ia adalah guru dari para pandawa dan kurawa itu sendiri, dari padepokan sokalima Durna memiliki satu anak yaitu aswatama.
 
Dalam perang ini durna menggunakan gelar perang cakradwiha, gelar perang yang sangat langka.
begitupun para pandawa, setelah  mendengar berita ini  juga mengadakan rapat untuk menentukan panglima perang. Dalam rpat pandawa ditentukan raja pancala lah yang akan menandingi bagawan durna. Tak lain dia adalah saudara angkatnya bagawan durna sendiri. Siapa dia raja pancala? dialah prabu drupada, juga mempunyai hubungan sebagai mertua para pandawa.

genderang perang pun dimulai, tegal kurusetra penuh bagaikan lautan dengan ombak yang bertempur. akhirnya sang senopati bertemu di tengah-tengah arena, bertandinglah bagawan durna dan prabu drupada. Di awal prabu drupada bisa membuat porak porandabarisan yang dipimpin durna.  Durna tiba saatnya mengeluarkan senjata andalannya yaitu keris cundamanik, keris ditancapkan di dada sang drupada dan akhirnya gugur sebagai pembela kebenaran.
 setelah gugurnya prabu drupada, putra pandawa gatotkaca melapor kepada prabu puntadewa bahwa prajurit amarta porak poranda tanpa senopati. Prabu puntadewa tertegun dengan kejadian ini, di tenah kebingungannya ia memerintahkan gatotkaca untuk memanggil raden abimanyu(anak arjuna), menurut wawasannya haanya abimanyulah yang bisa membelah gelar perang pandita durna. Karna waktu itu keadaan lagi genting raja amarta lupa, ahwa abimanyu dilrang untuk ikt berperang karna ia pemilik wahyu cakraningrat yang nantinya akan menurunkan raja-raja dibawahnya, lagipula saat itu istri angkawija dalam keadaan hamil. Tak banyak tanya gatotkaca pun berangkat menyampaikan perintah tersebut. Setelah bercerita dengan abimanyu, abimanyu pun bagaikan dicambuk mendengarnya. Ia langsung berangkat menuju peperangan. Kejadian inipun tidak diketahui oleh para pepunden. Tapi sayang pupus sampai disini, raden abimanyu gugur dengan keadaan yang memprihatinkan. Seribu macam senjata trtancap di badannya. Ia gugur sebagai kusuma bangsa.

  Melihat kejadian ini prabu kresna (penasehat perang pandawa) cepat mengambil tindakan, ia mencari akal untuk mengalahkan durna. Karena ia tau bahwa para pandawa tidak akan ada yang bisa menandingi kesaktian durna. Rapat pun digelar di tengah-tengah terjadinya peperangan, dan diputuskan senopati pengganti prabu drupada adalah raden drustajumena, tak lain adalah anak dari prabu drupada itu sendiri.
Sang senopati baru maju, tapi ia kewalahan menghadapi pasukan yang dipimpin durna. Di saat inilah prabu kresna memuai taktinya. Ia memberikankomando kepada semua prajurit pandawa untuk bersorak "aswatama mati" padahal yang sebenarnya terjadi yang mati adalah hestitama, gajah tunggangan prabu garda pati (panglima pengapit durna).
Sorak sorai bala pandawa pun terdengar sampai telinga pandita durna, ia kebingungan dan memastikan kebenaran berita itu. Ia berlarian mencari prabu puntadewa untuk menanyakan hal ini, ia yakin padanya karna prabu puntadewa selama hidupnya tidak pernah bohong. Tapi karna ehendak tuhan, pendengaran durna waktu itu terganggu, prabu puntadewa menjawab hestitama tetapi kedengaran di telinga durna aswatama. Pingsan seketika bagawan durna, kejadian ini diketahui oleh drustajumena. Senopati pandawa menggunakan kesempatan ini, ia langsung menebas leher bagawan durna. Gugurlah durna dalam pertempuran ini.

Kesimpulan yang dapat kita petik dari kisah diatas adalah:
a. bahwa medan peperangan adalah tempat berperang, yang ada disana adalah hanya musuh dengan musuh. Harus bisa memisahkan antara kewajiban an kecintaan kita kepada keluarga.
b. sebagai generasi muda kita harus berani berjuang membela tanah air kita, membebaskan dari penjajahan jangan sampai kalah dengan yang tua.
c. jangan pernah takut untuk membela kebenaran, sekalipun harus mati....matinya dijalan kebenaran insyaallah sahid.
d. untuk melakukan segala hal kita harus cermat, harus bisa mengukur kekuetan kita dengan lawan. Jangan asal maju atau berani.

ok guest....mdah mudahan berguna bagi kita semua, salam.....

Senin, 08 November 2010

BISMA GUGUR

BISMA GUGUR
Bisma adalah pepunden para pandawa dan kurawa, yang bertapa di padepokan talkandha. Sebenarnya a adlah putra mahkota kerajaan astina, teapi dia pernah berjanji kepada ibu tirinya dewi durgandini, bahwa tidak akan naik tahta dan tidak akan beristri seumur hidupnya. Sumpah ini dilakukan semata mata karna rasa sayangnya kepada ayahnya prabu santani, yang atas permintaan dewi durgandini anak dari ia harus menjad raja astina. ini hanya sekilas pendahuluan saja.
walau dalam hati sang bisma sayang kepada pandawa tetapi ia tetap memihak para korawa dalam perang baratayuda. Hingga ia sanggup diangkat menjadi panglima perang oleh kurawa. Gelar perang bagawan bisma adalah gelar perang capit udang.
Mengtahui hal ini para pandawa gempar dan kebingungan menentukan panglima perangnya, karena tahu bahwa bisma bukanlah manusia senbarangan. Dia mumpuni dalam segala hal peperangan. Dari wawasan prabu kresna (penasehat perang pandawa) tak ada yang bisa mengalahkan bisma kecuali srikandi, istri panengah pandawa raen arjuna. Srikandi pun diangkat menjadi panglima perang.
Dia memiliki jiwa kepemimpinan dan jiwa keprajuritan yang tinggi, meskipun seorang perempuan. hingga ia bertemu dengan bisma dalam peperangan dan bertarung. Secara logika srikandi ga akan pernah menang melawan bisma, tapi takdir berkata lain. Srikandi berhasil menancapkan busur panahnya didada bisma, ini juga berkat bantuan dari dewi uma. Siapa dewi uma? ia adalah salah satu puteri dari kerajaan sebrang yang dulu dibunuh oleh bisma, karna ia menaruh rasa cinta pada bisma. 
Akhirnya bisma gugur dalam peperangan, ...
kurawa berlarian setelah panglimanya kalah di pertempuran.

kesimpulan:
Dari cerita ini pelajaran yang dapat kita petik adalah,
a. Sebenarnya emansipasi wanita sudah ada sejak jaman dahulu, ini dibuktikan adanya penokohan srikandi yang bisa sama tingkat dengan kaum laki-laki.
b. Sekuat apapun manusia, ia tidak akan bisa melawan takdir, ketentua Allah. Manusia hanya berusaha soal keputusan akhir Allah yang menentukan
c. Kejahatan takan selamanya abadi, dalam bahasa jawa " sapa sing salah bakal seleh"
d. Kita harus komit dan konsisten dengan janji yang pernah kita ucapkan.
ok guest..mudah mudahan certa ini bisa kita ambil pelajaran, dan mengingatkan kita untuk lebih hati-hati dalam mengambil keputusan.

salam sukses.